Senin, 18 Mei 2009

MARLIP [Buatan LIPI]



MINIMNYA cadangan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia saat ini, mendasari para insinyur muda yang tergabung dalam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat mobil listrik yang tak berpolusi dan hemat energi. Marmut Listrik LIPI (Marlip) merupakan mobil listrik kreasi putra bangsa yang benar-benar ramah lingkungan.
Ir Masrah MM adalah orang yang menemukan mobil listrik itu melalui berbagai penelitian yang dilakukannya sejak 1998. Biaya penelitian adalah kendala paling sulit yang dialami pria asal Makassar tersebut, untuk mengembangkan idenya. Dana dari LIPI yang tak begitu besar dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Kemudian pada tahun 2001 hasil penelitiannya mulai memperlihatkan hasilnya, dan dia berhasil membuat prototipe mobil listrik dengan penggerak roda belakang. Guna menghindari pembajakan dan peniruan, Masrah telah mematenkan sistem penggerak ciptaannya. "Saya berharap Marlip bisa dinikmati masyarakat. Bayangkan bila mobil ini digunakan di jalan raya, tak ada lagi polusi, dan tidak perlu bingung terhadap stok BBM yang kian langka," katanya.
Beberapa tipe Marlip, yakni tipe wisata, smart car, city car, patroli polisi, linen, mobilisasi pasien, visitor, dan golf. Saat ini Marlip baru dipasarkan untuk lingkungan khusus, seperti rumah sakit, lapangan golf, dan mobil patroli polisi.
Polwiltabes Bandung dan Makassar telah menggunakan tipe Patrol untuk kegiatan patroli lambatnya. Selain itu, Kebun Raya Bogor, Sari Ater, dan Aa' Gym pun memakai Marlip. RS Kariadi dan Tugurejo Semarang telah memesan Marlip tipe mobilisasi pasien untuk kelancaran operasionalnya.
Dengan kisaran harga sekitar Rp 40 juta-Rp 60 juta memang masih cukup mahal untuk saat ini. Tapi bila dilihat dari kemudahan perawatan dan emisi buangnya nol, yang berarti tanpa polusi, bisa jadi Marlip akan menjadi pilihan masyarakat.
Marlip tipe Golfo menganut sistem motor penggerak roda belakang dengan enam buah baterai yang masing-masing berkekuatan 6 Volt dan 180 Ampere, serta mampu bertahan 7-8 jam dengan kecepatan maksimal 40 km/jam. Untuk tipe lainnya, dengan tiga baterai secara seri berkekuatan 12 Volt 200 Ampere.
Layaknya ponsel, bila baterai habis tinggal di- charge ke colokan listrik. Saat baterai benar-benar kosong, dibutuhkan kurang lebih empat jam untuk mengisi kembali.
Sistem pengeremannya menggunakan tipe drumbrake di empat rodanya, dibantu pengereman dari motor listrik yang secara otomatis akan melambat saat gas dikurangi. Yang lebih canggih lagi, yaitu sistem kontrol pada mobil ini, berfungsi mengatur tenaga yang digunakan sesuai dengan muatan atau kebutuhan motor penggerak.
"Jika banyak penumpang atau muatan, tenaga yang diberikan ke motor penggerak otomatis akan bertambah, begitu sebaliknya," tutur Masrah.
Saat Suara Merdeka mencoba tipe Golfo 330 LE usai seminar "Penanggulangan Emisi Gas Buang Melalui Inovasi Teknologi pada Dunia Otomotif" di Politeknik Negeri Semarang (Polines), Sabtu (2/6), kesan tenang sangat terasa. Hampir tidak ada suara yang ditimbulkan dari motor penggerak. Salah seorang mahasiswa Polines yang turut mencoba, juga heran. "Lo ini sudah nyala to, kok nggak ada suaranya."
Tipe Golfo 330 LE mempunyai daya angkut 4 orang, saat dicoba di kawasan Polines Tembalang 8 orang dewasa naik ke mobil. Saat melintas di tikungan dilanjutkan tanjakan sepanjang 100 meter dengan derajat kemiringan kurang lebih 35 derajat tanpa ancang-ancang, Golfo mampu mengatasinya. Per daun yang ditanamkan di empat rodanya dilengkapi dengan shock absorber pun lumayan lembut saat melintas di jalan tak rata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar